Saturday, March 19, 2011

AKU


Aku adalah yang sering kalah dengan mentari saat memburu pagi. 
Aku adalah yang selalu kalah dengan bulan dan bintang saat menjaga malam. 
Aku yang sering tertidur. Mencoba lepas dari letih. 

Dan kau tahu aku hanya (pernah) menang dari senja. 
Ya, saat matahari mulai beringsut tak kentara ke barat sana dan saat rembulan siap menggantikan tugas matahari. Saat itu lah senja, rona jingga seolah memberi peluang, saat aku (pernah) menang, saat ku anggap itu jeda. 
Ah, aku belum terlalu lihai berkejaran dengan detak dan napas waktu.
aku juga pernah menantang kata-kata agar tak berakhir menjadi kenangan. 
Tapi lagi-lagi aku tak memenangkan pertandingan itu. 
Aku mengalah pada waktu. 

Kau tahu? Karena dia begitu pintar membingkai kata menjadi kenangan. 
Bersama angin dia tak pernah letih mengenalkanku dengan 1 kata lalu membingkainya lagi dengan kenangan, membungkusnya untuk diberikan padaku lagi. 

Baiklah aku tunggu saja di gubukku ini. 
Mau apa lagi mereka? Ya, aku tunggu di sini, di gubukku. 
Mencegah angin mengacak lebih banyak dan masih menantang kata-kata, juga bertaruh untuk waktu.

No comments:

Post a Comment