Selama musim hujan, masyarakat rawan terjangkit berbagai penyakit. Genangan yang timbul akibat hujan menyuburkan perkembangbiakan sejumlah virus dan bakteri. Salah satu penyakit yang harus diwaspadai adalah leptospirosis.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dokter Tini Suryanti, mengatakan, leptospirosis disebabkan bakteri leptospira yang bersifat zoonosis, menular dari hewan ke manusia. Salah satu media perantaranya adalah urin tikus.
Bakteri leptospira yang keluar bersama denga urin tikus dapat masuk ke tubuh manusia melalui telapak kaki, selaput lendir, mata, hidung, luka di kulit, air, dan makanan. Begitu masuk ke aliran darah, dalam 4-10 hari, bakteri ini akan menyebar ke seluruh tubuh.
Selain tikus bakteri leptospira juga dapat ditularkan oleh sapi, kambing, kuda, domba, babi, anjing, kucing, serangga, burung, kelelawar, tupai, dan landak.
Bakteri bakteri leptospira berbentuk panjang dan spiral. Bakteri ini bisa bertahan hidup sekitar satu bulan di air tawar. Bakteri cepat mati jika terlalu lama hidup di air laut, air selokan, dan air kemih yang pekat.
Bakteri leptospira mudah mati dengan obat antibiotik yang dijual bebas di apotek. Jangan biarkan bakteri ini menyerang organ tubuh seperti paru-paru, jantung, dan ginjal. Penanganan yang terlambat dapat berakibat kematian.
Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjukkan, penderita leptospirosis mencapai 59 orang pada 2005, 9 orang dengan satu pasien meninggal pada 2006, 185 orang dengan 12 meninggal pada 2007, dan 41 orang dengan 2 meninggal pada 2008. Sedangkan 1-12 Januari 2009 tercatat dua penderita leptospirosis, satu di antaranya meninggal. Demikian dikutip situs resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Gejala Leptospirosis
1. Demam tinggi disertai menggigil
2. Sakit kepala
3. Malaise (lesu dan lemah)
4. Muntah
5. Konjungtivitis (radang mata)
6. Rasa nyeri otot betis dan punggung
Pencegahan
1. Menghindari kontak dengan urin atau kencing tikus.
2. Memberikan perlengkapan sepatu bot dan sarung tangan saat membersihkan lingkungan
3. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
4. Menghindari pencemaran oleh tikus
5. Menjaga kebersihan diri, rumah dan lingkungan
Pengobatan
1. Saat gejala muncul segera atasi dengan antibiotik dijual bebas di apotek seperti amoxyciline, streptomycine, tetracycline, erytromicine
2. Segera berobat ke puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat
Bakteri bakteri leptospira berbentuk panjang dan spiral. Bakteri ini bisa bertahan hidup sekitar satu bulan di air tawar. Bakteri cepat mati jika terlalu lama hidup di air laut, air selokan, dan air kemih yang pekat.
Bakteri leptospira mudah mati dengan obat antibiotik yang dijual bebas di apotek. Jangan biarkan bakteri ini menyerang organ tubuh seperti paru-paru, jantung, dan ginjal. Penanganan yang terlambat dapat berakibat kematian.
Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjukkan, penderita leptospirosis mencapai 59 orang pada 2005, 9 orang dengan satu pasien meninggal pada 2006, 185 orang dengan 12 meninggal pada 2007, dan 41 orang dengan 2 meninggal pada 2008. Sedangkan 1-12 Januari 2009 tercatat dua penderita leptospirosis, satu di antaranya meninggal. Demikian dikutip situs resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Gejala Leptospirosis
1. Demam tinggi disertai menggigil
2. Sakit kepala
3. Malaise (lesu dan lemah)
4. Muntah
5. Konjungtivitis (radang mata)
6. Rasa nyeri otot betis dan punggung
Pencegahan
1. Menghindari kontak dengan urin atau kencing tikus.
2. Memberikan perlengkapan sepatu bot dan sarung tangan saat membersihkan lingkungan
3. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
4. Menghindari pencemaran oleh tikus
5. Menjaga kebersihan diri, rumah dan lingkungan
Pengobatan
1. Saat gejala muncul segera atasi dengan antibiotik dijual bebas di apotek seperti amoxyciline, streptomycine, tetracycline, erytromicine
2. Segera berobat ke puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment